Teknik Melukis

Senin, Maret 10, 2008 Edit This 0 Comments »
Teknik Melukis ”Folk Art” Sekali Jadi

Jakarta – Memang agak aneh kedengarannya bahwa untuk menguasai folk art kok sampai berlama-lama belajarnya. Bukankah jika telah memiliki dasar melukis akan mempermudah mempelajarinya. Semula Susi Burhan menduga seperti itu, tapi kenyataannya adalah kebalikannya. Sebab ada berbagai teknik yang musti dikuasai untuk bisa melukis di media tiga dimensi itu. Salah satu penyebabnya adalah sifat cat yang cepat kering. Jadi bila sekali menyapu cat di media yang akan dilukis harus diselesaikan segera.
Berbeda dengan melukis di kanvas yang memakai cat minyak (oil pasta). Pelukis bisa berkali-kali meniban objek yang sudah diwarnai dengan warna lain dan mengubah bentuk objek seketika. Dalam folk art, menurut Susi, itu tak bisa dilakukan. Maka agar objek yang bakal dilukis tampak sempurna, teknik menggores harus dikuasai.
Untuk mencegah cat akrilik tak cepat kering, sambung Susi, ada caranya. Palet diberi air lalu di atasnya kertas untuk menaruh cat. Jadi kondisi cat bisa basah terus karena rembesan air yang menembus cat itu. Untuk ”mengaduk” dipakai palet lain. Lewat palet inilah, pelukis mencampur untuk mendapatkan gradasi warna yang diinginkan.
Teknik lain yang musti dikuasai adalah metode sapuan dan jenis kuas apa yang cocok untuk melukis sesuatu benda. Jika benda yang dilukis berbentuk bulat, misalnya seperti buah labu. Begitu juga untuk membuat daun atau bunga, tak cukup hanya dengan satu dan kuas. Banyak jenis kuas yang harus dimainkan untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Kalau tak melihat secara memang langsung agak sulit membayangkan. Begitu repotnya membuat lukisan memakai media nonkanvas itu. Tapi ketika Susi memperagakan teknik melukis daun dan bunga di buah labu, amat fasih. Bagaimana dia mengambil cat dan mencampurnya, lalu mencari tipe kuas yang tepat agar tidak meleset. Itu harus diselesaikan secara cepat dan sempurna, sebab jika salah tidak bisa diubah. ”Kalau dipaksakan maka gambarnya jelek karena catnya cepat kering,” tutur Susi yang sejak remaja suka melukis.
Maka tak heran jika Susi Burhan sendiri sampai menimba ilmu pada 15 orang pakar folk art di Amerika Serikat dan Australia dan semuanya secara private! Alasannya mengapa sampai belajar dengan banyak orang, menurutnya, karena tiap pakar folk art di sana mempunyai spesialisasi। Ada yang jago di gambar-gambar yang lucu, bunga, dan sebagainya. Teknik melukis antara satu guru dengan guru yang lain, berbeda. Mereka sama-sama unik dan hebat.


By : Habib

0 komentar: